Minggu, 03 Mei 2015

Pasar Ahpoong dan Kepemimpinan Etnis Thionghua

di atas sungai mengahdap tempat makan (dokumentasi SF)
Kring kring kring, suara hp ku berbunyi mendekati 15 menit mendekati sholat ashar,  Telepon dari kakaku masuk ,"Fit kita mau ke pasar ah poong, nanti siap siap begitu sampai langsung berangkat, setelah ashar"  Aslinya aku males sekali berangkat, ha ha ha, masih harus mengerjakan laporan prajab yang dikumpulkan dua mingguan lagi, cuman sesekali bolehlah sambil liat bagaimana pasar ahpoong ini. Ku ketuk pintu kamar ponakanku dan mbak art , mbak kita ke pasar ah poong , ayuk siap siap semuanya. akhirnya kuputuskan ikut juga Plus mencoba membuang pikiran yang sedang tidak nyaman. Dan alhamdulillah berhasil juga, untungnya jadi ikut ke ah poong.


Tepat jam 15.45 kita berangkat dari rumah ke pasr ampoong di sentul, lokasinya dekat masjid adzikro dekat tol sentul kalau menuju bogor. sampai disana aku bingung, weitsss, banyak banget mobil yang diparkir di sana. Sampai pada pintu masuknya, kita disambut ojek payung. Untuk menuju pasar ahpoong kita harus melewati jembatan, ada dua jembatan, satu jembatan yang memakai ting ting besi penyangga, satunya lagi yang memakai tali tali. Begitu melewati jembatan ini, akhirnya ketidaknyamanan hati beberapa hari belakangan ini terobati dengan mendengarkan gemericik air yang mengalir di sungai, suaranya menyejukan.

Memasuki lokasi, kita disambut dengan perahu , yang siapa saja bisa naik. Oh ya , masuk ke sini gratis lho, tanpa ada tiket masuk. selesai berkeliling naik perahu, kita bertanya berapa bang? kata si abang sekedarnya saja , aku tanya biasanya sekedarnya berapa,lalu dia jawab ada yang 20.000, 25.000, 30.000, atau lebih.  Sama tukang perahunya kita nanya, ini airnya darimana bang, kata dia ada sumber mata airnya, weitss keren juga investornya ngerti juga.
Diatas perahu (dokumentasi SF)


Setelah itu kami mencari tempat untuk makan, hyaaa penuh sesak, hampir semua kursi terisi. Tetapi disini makanannya super lengkap, dari coto makasar, soup buntut, mie aceh, tahu gejrot, bebek, siomay, nasi kebuli, nasi liwet, singapur shoup, steak, ataupun banyak lainnya. Sitem pembayarannya menggunakan kartu, di awal kita deposit uang di kartu tersebut, dan membayarnya di outlet outlet dengan kartu tersebut. Bagi saya ini luar biasa. Tetapi memang harganya lumayan juga sih, untuk gril bisa mencapai 99.000 per porsi, dan untuk soup buntut, soup iga atau iga bakar berkisar 50.000 - 65.000, sedang mie aceh antar 35.000 an, untuk kambing dengan segala halnya dari angka 40.000 - 70.000, esnya juga seperti harga di resto , juice sekitar di tas 25.0000, hiks hiks menyesalnya saya adalah karena saya pencinta kambing saya memilih soup kambing... huaaaaaaa dan mengecewakan, mungkin karena sudah sore karena sudah habis atau karena saya sudah makan kambing dimana mana, jadinya jauh rasanya.... :( . Tetapi untuk makanan lainnya bolehlah. Cuman mungkin cocoknya disana kalau ndak untuk makan besar, makan makan yang cemilan saja, seperti tahu gejrot, es cream, atau lainnya.

Memadukan antara sungai yang tak terawat sebelumnya menjadi bernilai jual lebih,  memadukan alam dengan moderisme. Dan kembali lagi ternyata yang punya adalah etnis thionghua.saya jadi teringat akan penelitian temen di kampus yang membalikan peneliti dari luar negeri, bahwa kepemimpinan indonesia itu identik dengan kepemimpinan orang jawa. Ho ho ho ho, ternyata sama temen saya itu diteliti, bahwa kepemimpinan di Indonesia itu juga identik dengan suka thionghua selain etnis jawa, 9 dari 10 orang terkaya di Indonesia konon adalah etnis thionghua, dan di pasar ah poong ini, saya melihat kebenarannya.

saya jadi mikir, ha ha ha, jangan jangan sungai dekat rumah saya dikampung pun bisa dibuat sama yaks.... aseekkkk.... dan  nanti menghasilkan penelitian baru, kepemimpinan di indonesia juga identik juga dengan etnis Butuh (nama desa saya) wkwkwkwk... ngawur mah kalau ini.

#belajar dengan siapa saja, ambil yang baik, buang yang buruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar