Jumat, 22 Februari 2013

Penasaran atau Agresif (Menata Bahasa dan Kata)

"Kamu itu , kadang terlalu agresif, kadang kata kata yang tersampaikan itu menekan"

Kalimat ini yang pagi mampir di telingaku... ketika aku meminta pendapat seseorang mengenai masalah yang sedang aku hadapi (sebenarnya masalah atau bukan... ha ha ha< jangan jangan aku yang membuatnya seperti masalah, tapi ternyata bukan masalah).

Setelah merenung beberapa saat , aku jadi berpikir , ada benarnya juga apa yang dikatakan teman saya tersebut. ada banyak hal yang kadang saya menempatkan orang lain berada dalam tempat saya. Kadang saya berpikir apa yang saya pikirkan , yang saya jadikan frame berpikir, juga menjadi frame berpikir orang lain. Hal inilah yang akhirnya membuat saya menjadi salah dalam beberapa komunikasi.

Saya berpikir, ketika saya melakukan ini, dan berpikir begini, maka orang lain juga akan berpikir begitu, padahal bisa jadi tidak, karena orang lain berbeda dengan saya, atas rasa dan pola pikirnya. 

Rasa penasaran yang kadang ada , juga mengakibatkan saya menjadi suka memburu, jadi kalau belum nemu jawabannya belum akan berhenti. Ibarat seorang programer, kalau belum nemu program yang cocok, maka akan terus melakukannya. Ada bebrapa hal yang pas diterapkan berkaitan untuk rasa penasaran saya, tetapi ada beberapa hal yang tidak bisa kita paksakan dengan rasa penasaran saya. 

saya jadi mengingat, dulu ketika masih kuliah saya pernah didiemkan satu orang teman saya, karena penasaran dan merasa sangat tidak nyaman didiemkan, maka saya terlalu agresif untuk mencari tahu. Padahal bisa jadi sebenarnya teman saya hanya butuh bebrapa saat untuk ruang untuk sendiri. Tetapi karena tipe saya yang penasaran, kata kata yang saya sampaikan bukanya membuat keadaan menjadi membaik, bisa malah membuat keadaan menjadi memburuk. Alhamdulillah, akhirnya beberapa selang minggu kemudian, mungkin karena kita sudah sama sama tua (walau waktu itu masih di angka 20 an.. ) akhirnya es yang menjadi pembatas kita berdua , cairlah sudah.

Dari situlah saya memahami, bagaimana sebenarnya saya harus mengatur seluruh rangkaian kata dan kalimat, agar kadang orang yang diajak bicara, menjadi tidak tertekan dan akhirnya malah lari. Selain itu berpikir positif dan tidak menduga yang tidak tidak , menjadi kunci ketenangan hati.

Maka untuk seluruh teman yang pernah secara sengaja ataupun secara tidak sengaja, saya telah memojokannya atau pun menekan, saya meminta maaf yaks... :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar