Kudengar pekik pilu dari seberang lautan yang disampaikan angin
Kudengar ribuan doa berarak menuju langit ketujuh di sepertiga malamnya
Kudengar hembusan nafas tak berdosa tergeletak tak berdaya
Kudengar rentetan senjata pongah menyeruak masuk kedalamnya
Kuliat genangan merah menyala , membuat jalan banjir darah
Tidak anyir, karena baunya begitu wangi menyeruak keluar menembus langsung taman Arsy Nya
Kuliat potongan potongan manusia yang tak lagi bisa menyapa
Kuliat desiran cahaya dari langit yang mengancam siapa saja
Tanpa melihat apakah mereka layak atau tidak menerimanya
Bergerombol anak anak kecil berdiri di sudut, terdiam membisu
Berkerumun serombongan wanita menuundukan wajahnya
Tapi sama sekali tak terliat ketautan disana
Wajah pasrah dan berkata..Inilah takdirnya
Tapi tak satupun kudengar bunyi nyaring mereka yang selama ini pongah menyuarakan persamaan
Tak satupun mulut terbuka untuk sekedar mengatakan kami berbelasungkawa
Tak satupun wajah terliat untuk membela yang disana
Justru yang ada wajah wajah bertopeng mengatakan, wajar saja sebagai usaha perlindungan negara
Negara apa...
Apakah negara yang didirikan atas rampasan tanah dari negara lain
Negara yang didirikan atas tumpahan darah penduduk negara lain
Negara yang dihidupi dari rampasan tanah tanah pertanian yang jelas bertuan
Negara yang rumah penduduknya di bangun atas lindasan buldoser dari rumah rumah yang sah
Negara yang didirikan tanpa melihat segala peraturan kemanusian
Apakah ini masih bisa disebut negara...
Itulah Palestina
Itulah Gaza
Yang tak satupun negara bertopeng HAM akan membelanya
Yang tak satupun negara beriaskan kemanusiaan akan melindunginya
Itulah Palestina
Itulah Gaza
Yang banyak orang yang menutup rapat bibirnya atas kebiadapan yang meluluhlantakannya
Yang banyak penjual HAM tak bergeming membela, karena tak ada dana segar di sana
Yang bahkan banyak saudara muslimnya tak pernah mempedulikannya
Hanya dikarenakan ketakutan cap fanatik dan estrimis melekat di dirinya
Yang bahkan banyak saudara muslimnya menjadi buta, bisu dan tuli
Hanya untuk mengejar cap status toleran
Itulah Palestina
Itulah Gaza
Yang mana kamus kemanusiaan telah dicaput paksa
Yang mana kata toleran telah diambil secara nyata
Yang mana HAM telah dimatikan secara membabi buta
Itulah Palestina
Itulah Gaza
Maka bersabarlah
Karena JanjiNya takan pernah sedikitpun meleset dari garis takdirNya
Tunggulah saat tak ada lagi tempat untuk bersembunyi
Bahkan batu pun akan berteriak, disinilah , liatlah
Maka siapa lagi yang akan bisa menghalangi
Walaupun pohon Qhorqod itu ditanam puluhan juta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar