Kemarin dalam angkot, aku mendengar tiga
orang berbicara panjang lebar. Saling tertawa bersama, dan mengedipkan
mata. Tetapi tiba tiba , diantaranya mengeryitkan dahi dengan menyebut
sebuah nama. Lalu timbulkah pertanyaan, “benarkah?” ; “masak sih?” ; “ih
” . Ah ternyata mereka baru ngomongin kejelekan temannya yang lain
secara berjamaah. Langsung aku berpikir , bagaimana dengan diriku,
kadang secara tidak sengaja pun mudah membicarakan teman teman, atau
kadang tidak sengaja membicarakan mereka melalui tulisan, ataupun status
yang kadang justru malah membuat orang lain ikut membicarakannya.
*****
Teman seperti apa kita?
Hari ini, ada seorang teman datang
bercerita, bahwa dia sedang dijauhi temannya, karena kesalahan yang
dilakukan. Dia sudah meminta maaf, tetapi temannya sama sekali tidak
menghiraukan. Padahal mereka berdua adalah teman dekat, hingga sang
teman merasa tidak nyaman, tidur tidak nyenyak, makan pun tidak enak,
karena selalu terpikir temannya yang marah padanya , karena kesalahan
yang dilakukannya. Mengapa begitu susah memafkan jika kita mengaku
teman, atau malah mengapa begitu mudah menyakiti jika kita mengaku
sebagai seorang teman.
****Teman seperti apakah kita?
Kulihat status beberapa teman, ada yang
berkeluh kesah padanya, dimana temannya berkeluh kesah dan berkata, jika
temannya hanya datang berbagi di saat dia merasa tidak bahagia, tetapi
ketika behagia, maka dia akan ditinggal dan tidak pernah mendapat
cerita. Tenang sajalah, bukankah menyenangkan kalau justru kita bisa
menjadi tempat berbagi kesusahan, hingga sang teman tak lagi merasa
gundah.
****Teman seperti apa kita?
kemarin ada seorang teman bercerita
mengenai kondisinya 5 tahun yang dulu, bahwa dia pernah tiga hari sakit
waktu itu karena menahan lapar, selama seminggu dia hanya makan tiga
kali. Waktu itu aku hanya merasa teman seperti apa aku ini, hingga
temannya sendiri kesusahan tetapi sama sekali tak mengerti. Teman
seperti apa aku ini, hingga sang teman tak mau bercerita mengenai
kesulitan yang dihadapi.
*****
Teman seperti apa kita?
Pagi ini melihat kebahagian teman
lainnya, ada rasa sesak yang menulusup ke jiwa, Mengapa dia bisa begitu
bahagia, sedang aku tidak, apa yang salah. Akhirnya justru kita merasa
ketidak adilan hidup, dan merasa iri dengan sang teman yang begitu
bahagia.Dan akhirnya justru malah cibiran yang akan keluar dari hati
aatas kebahagian teman kita. ada apa ini? Mengapa kebahagian teman kita
tak malah membuat kita bahagia.
****
teman seperti apa kita?
Kadang bahagia itu begitu menyeruak
masuk kedalam jiwa, atas segala hal yang terjadi mengenai diri,
kelahiran seorang putra, datangnya belahan jiwa, atau naiknya jabatan ,
atau sebuah pekerjaan baru yang diinginkan banyak orang, atau mengenai
rumah baru dan kendaraan baru yang baru dipegang. Mengapa begitu
mengumbar bahagia, padahal begitu banyak teman teman kita yang masih
resah dengan segala hal yang belum dimiliki dan sudah kita miliki
Mengapa kita lupa, ada teman teman yang kadang akan merasa sedih dengan
kegembiraan kita yang begitu meluap lupa. Mengapa tak hanya mengucapkan
hamdalalh dalam hati dan bersyukur dengan melakukan kebaikan, mengapa
harus memamerkan secara berlebihan. Hingga tak harus kebahagian kita
menyakiti teman teman kita
***
Teman seperti apa kita?
bebrapa waktu adalah waktu yang baik
untuk berdoa, lalu doa apa yang kita panjatkan? Apakah kita tidak lupa
untuk menyebut dan membayang teman teman kita, mendoakan mereka agar
mereka menerima kemudahan atas apa yang sedang dihadapi, mendoakan
mereka agar Allah swt senantiasa menjaga mereka di jalan yang lurus.
Mendoakan mereka agar teman teman kita, bahagia dan diampuni dosanya.
Atau kita justru malah sibuk sendri dengan seluruh doa untuk keinginan
hidup diri?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar