Hari ini, 18 Juni 2014 Dunia akan mencatat salah satu prestasi yang dianggap pemimpin amanah. Dia memasang diri dan keluarganya untuk dipertaruhkan dalam penutupan rumah bordil terbesar ini. Dia menantang siapa saja yang berani menolak penutupan kawasan yang sangat merendahkan harkat dan martabat wanita ini, bahkan dia tak segan menolak ataupun berseberangan jalan kepada partai pengusungnya , yang membuatnya duduk sebagai walikota surabaya, yaitu PDIP yang menolak penutupan gang yang penuh dengan perilaku amoral. Dunia akan mencatat namanya dengan tinta emas, dimana dia menyelamatkan banyak generasi generasi penerus dari ancaman degradasi moral, dan malaikat juga akan mencatat dia adalah sosok yang memegang teguh nilai nilai moral walaupun keselamatan dirinya dipertaruhkan. Risma, panggilan yang tersemat di dirinya.
Jujur saja, saya tidak pernah membayangkan, bagaimana gang dolly ini, yang dari dulu saya tahu, gang dolly adalah kompleks pelacuran, dimana ada penawaran dari para wanita ataupun pria untuk kemudian ditawar diajak tidur oleh mereka yang bukan suami atau istrinya, atau bahkan oleh mereka yang ternyata di rumah punya istri atau suami bahkan apunya anak anak, atau yang lebih parah ditawar oleh mereka yang masih usia belia.
Saya baru tahu, jika para wanita ini didudukan dan dipajang sebagai layaknya benda benda yang dijual seperti di toserba. Ini sangat merendahkan kedudukan wanita, mereka diliat laksana barang murahan yang semua boleh pegang semua boleh tawar. Mereka diposisikan sebagai benda yang layaknya tak punya nyawa. Sebagai wanita , justru saya merasa miris, sebegitukah wanita dipandang? Iya jika memang hal ini dikatakan saya feminis, maka saya akan menyatakan tidak apa apa saya feminis, Tetapi saya menjadi lebih miris, dimana para feminis lain justru sama sekali tak tak bergeming untuk menyuarakan pembelaan menjaga harkat dan martabat wanita.
![]() |
gambar dari www.bbc.co.uk |
Di gang ini, jutaan nasib keluarga dipertaruhkan. Suami yang suka jajan nakal, padahal di rumahnya ada istri yang siap melayaninya dengan halal, sama sekali tidak masuk kalkulasi untuk apa gang ini ditutup. Membayangkan rusaknya jutaan keluarga yang disebabkan oleh gang ini, tak juga membuat mata terbuka. Jika mereka yang menolak menutup berbicara tentang HAM, lalu dimana mereka memposisikan HAM para istri dan anak yang suami dan bapak bapak mereka jajan di gang ini. Maka dengan mudah para penentang penutupan gang doly ini akan bersembunyi pada ya salah para istri yang tidak bisa menjaga suaminya, atau ya salah para suami dong. Sedang perempuan perempuan yang dipajang seperti barang ini menawarkan silahkan dibeli. Sedang para syetan juga bergentayangan yang bahkan sekarang merubah wujudnya menjadi manusia.
Jika mereka yang berbicara tentang HAM berkata, bagaimana dengan pekerjaan? maka menjadi aneh, mereka seperti tidak mengenal Tuhan yang menciptakan mereka, Tuhan yang telah menggariskan rejeki yang halal dan menjaminnya untuk setiap hamba yang diciptakannya, Tak mungkin Tuhan menggariskan rejeki yang haram dan menjerumuskan hambaNya ke neraka. Atau jangan jangan mereka memang tidak percaya Tuhan yang selama ini telah meniupkan ruh ke dalam jasad mereka, yang telahh menitipkan nikmat akal untuk berpikir , membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sehingga kesombongan itu ada, bahwa mereka di dunia ada dengan sendirinya, bahwa mereka di dunia itu mendapat rejeki karena hanya usaha mereka, bahwa mereka di dunia ini bisa cerdas karena hanya dari diri mereka sendiri.
Mohon maaf jika tulisan saya kali ini terkesan marah, iya saya marah. Marah ketika banyak yang mengatasnamakan HAM , mengatasnamanakan kemanusiaan, mengatasnamakan kesejahteraan, tetapi sama sekali tak pernah berpikir, jutaan anak dan generasi selanjutnya dipertaruhkan di dalamnya. Jutaan keluarga dan keluarga seterusnya dipertaruhkan kerukunannya, Jutaan virus yang mematikan dibiarkan bebas menyerang siapa saja.
Mengapa mesti takut, bukankah pemkot sudah akan melakukan pembinaan dan pemberian modal bagi mereka, mengapa? Apakah hanya ketakutan bahwa penghasilan yang minimal sebulan bisa mencapai tiga juta akan turun. Sungguh tidak masuk akal, lebih memilih tubuhnya dijamah oleh semua pria, direndahkan seperti benda, tetapi bisa makan enak, atau lebih memilih terhormat dengan makan apa adanya dan peluang untuk bisa makan enak jika terus berusaha mencari rejeki yang halal. Menjadi tidak masuk akal para pria membolehkan wanita lain diperdagangkan tubuhnya, sedangkan dia memiliki seorang ibu yang wanita juga, sedangkan dia memiliki istri yang seorang wanita juga, sedangkan mereka memiliki anak yang wanita juga.
Maka disini kita tidak bisa memunafikan bahwa agama adalah pegangan utama, tak bisa dipisahkan dari seluruh kehidupan manusia. Semua agama tak ada yang membenarkan perzinahan. Dan hendaknya kita mengingat bahwa pertama kali Adam diciptakan semua makhluk ciptaan lain disuruh tunduk kepada Adam, beginilah Tuhan memuliakan manusia, lalu mengapa justru kita malah membuatnya menjadi nista.
betul, mbak... saya sangat sepakat dengan opini mbak :)
BalasHapus