. Mulai pertengahan tahun lalu aku
menggunakan dua no, satu untuk pribadi, satu lagi untuk umum. Hal ini
dikarenakan banyaknya gangguan dari no no tidak dikenal ketelepon dan
juga dikarenakan pekerjaan yang harus berhubungan dengan banyak orang
dan juga bisnis yang mau dijalankan. Maka aku berpikir aku butuh privacy
terutama berkaitan dengan no telepon. Kadang kala suka sekali ada
telepon iseng, yang menanyakan, benar ini dengan mbak shoi? habis itu
setelah dijawab akan diam tak bicara, dan kadang no nya berbeda beda,
sampai di kartu telepon aku pakaikan inisial aneh 1, aneh 2, dan
seterusnya, sehingga jika ada telepon dari no tersebut, aku tidak akan
mengangkatnya. Dengan adanya no pribadi dan umum ini pun aku membatasi
jika ada no masuk yang tak bernama ke no pribadi maka aku akan menunggu
sampai beberapa kali dia telepon, jika dia telepon lebih dari satu kali
berarti aku menganggapnya penting dan akan kuangkat. Tetapi jika masuk
ke no umum, maka aku akan selalu mengangkatnya, tak perlu menunggu dua
atau tiga kali panggilan.
Pagi tadi sekitar jam 10 pagi, hari ini
tanggal 18 februari 2012 ini, aku mendapatkan telepon dari seseorang.
No yang aku tak mengenalnya, sebenarnya agak malas mengangkatnya,
karena masuknya ke no pribadi bukan no publik yang aku biasa kasih ke
orang lain, terutama untuk urusan pekerjaan. Disamping hari ini aku juga
sedang tidak enak badan, tetapi karena takut ada penting, karena
harusnya hari ini aku rapat di koperasi binaan, tapi karena sakit aku
jadi ijin, akhirnya aku tetap mengangkatnya. Dan ternyata benar, itu
adalah telepon dari teman lama. Aku kaget dan senang luar biasa. Dulu
kami satu organisasi di Universitas, dan sudah hampir lima tahunan kami
tak bersua. Aku kaget juga mendengarnya menelepon, biasanya ada hal yang
penting, maka kutanyakan ,
“ada yang bisa dibantu?”, tanyaku
padanya, ketika sebelumnya aku menanyakan bagaimana kabar dan keadaan
anaknya lalu tinggal dimnna.
“Mau silaturahmi aja shoi, dengan teman teman lama, ” jawabnya.
subahanallah jawaban yang membuatku
tertegun dan malu, he he, aku sendiri kadang agak malas untuk sekedar
sms atau menelepon teman yang sudah bertahun tahun ndak ketemu, kadang
kulakukan jika sedang iseng dan sama sekali ndak ada yang dilakukan,
baru aku akan sms beberapa teman lama, atau jika lagi dapat banyak bonus
sms, baru itu kulakukan. Akhirnya, setelah berbincang lama, dia
mengatakan bahwa dia mau ke semarang, jadi minta ketemuan. Waktu itu
dalam keadaan sakit aku bilang, “oh bisa hari ini aku tidak ada acara,
agendaku ke luar kota kubatalkan karena sakit. “, tetapi jawabannya
membuatku tertegun, ” Iya shoi, aku ada acara bisnis di semarang, nah
shoi ntar ketemuannya di sana aja, dekat kok dari kos shoi, ntar
sekalian kalau shoi mau bantu bantu”. Lho ini gimana to, siapa yang mau
silaturahmi, siapa yang mau di silaturahimi. Setahuku , yang namanya
silaturahmi itu ya yang mau silaturahmi yang datang, bukan yang mau
ddisilaturahimi yang disuruh datang. Dulu waktu kecil, ketika diajak
orang tua sialturahmi ke tempat saudara , maka kamilah yang datang ke
rumah saudara, bukan merka yang kami undang untuk datang kesuatu tempat.
Dan sekarang ketika mendapat tugas silaturahim ke beberapa ustazah
dari guru ngajipun, maka kamilah yang harus mendatangi ustazah itu bisa
ditemui dimana, bukan kami yang menentukan tempat , dimana ustazah itu
mau menemui kami. Ini siapa yang mau disilaturahimi, siapa yan mau
silaturahim… apa mungkin sekarang sudah berbeda konsepnya, dan aku
sendiri yang tidak tahu perubahannya….:(
Ingatanku langsung melayang ke bebrapa
tahun lalu ketika ada seorang teman juga, kakak kelas yang menelepon
untuk ditemani jalan jalan di simpang lima semarang. waktu itu juga
keadaanku sama, aku agak pusing dan juga banyak kuliah menumpuk, belum
lagi tesis yang harus diselesaikan. Cuma waktu itu aku berpikir, Kakak
kelasku ini mungkin kasian ya, karena kesepian, jadi butuh teman,
kebetulan suaminya, itu adalah seorang politisi, makanya waktu itu
kuberpikir, wah mungkin mbak nya butuh hiburan. Ya sudahlah maka ,
dengan badan yang agak tidak nyaman, aku langsung siap siap, walau aku
sendiri kurang suka jalan ke mall, sedang untuk tugas tugas tesisku aku
berpikir bisa kuselesaikan nanti sehabis jalan jalan. waktu itu aku
berpikiran, si mbak ngajak jalan jalan ke mall, karena simpang lima
kalau malam ya jalan jalan identik dengan mall, Dan aku adalah orang
yang tidak suka jalan jalan ke mall, kalau tidak ada yang memang mau
dibeli, kadang kala ke mall itu hanya nemenin teman satu angkatan kuliah
saja, atau mungkin mau survey baju yang sedang in, he he, karena aku
juga seorang yang suka dagang kecil kecilan. itupun bisa dihitung
sebulan satu atau dua kali ke mall.
Maka dengan badan tidak enak dan
khusnudzon menemani mbaknya yang sedang kesepian sendirian dan bosan
serta butuh teman , aku tetap mengusahakan datang ke simpang lima.
Sesampai di simpang lima kuhubungi mbaknya kalau aku dah sampai simpang
lima, dan dimana posisinya, waktu itu aku disuruh untuk menemuinya di
salah satu gedung pertemuan di simpang lima, aku anggap oh mbaknya mau
cari buku dulu mungkin disitu. Dan ketika sampai di tempatnya, aku
disuruh langsung naik ke atas. Dan duenggggggg… ternyata ada presentasi
bisnis di sana, yang mana aku adalah orang yang mau diprospek.
Waktu itu aku merasa kecewa, tetapi mau
langsung ijin pergi juga ndak enak, tapi benar, rasanya kecewa luar
biasa. Mengapa mbaknya tidak bilang dari awal, untuk aku menghadiri
presentasi bisnis, mengapa harus memakai kata menemani dia jalan jalan,
dia bosan dirumah. Akhirnya setelah 70 menitan dalam ruangan, aku pun
ijin untuk pulang. Bayangkan waktu yang kala itu sangat berharga
untukku, karena banyaknya tugas yang harus kelar besok paginya, hilang
hampir dua jaman, Rasa marah memang sempat ada, tapi waktu itu akhirnya
aku justru mentertawai diri sendiri, lucu sekali hari itu, apalagi kalau
ingat ketika membuat alasan kelauar dari ruang pertemuan itu,,,ha ha ha
ha…..kejadian yang sempat membuat otot sarafku menegang sekaligus
kemuadian mengendur karena setelah dipikir pikir kejadian hari itu
sangat lucu…
Dan kejadian ini kembali lagi terulang
hari ini, seorang teman lama, yanga ku sangat bahagia ketika mendapat
telepon darinya, dengan dalih silaturahmi, mengajakku ketemuan kembali
setelah beberapa tahun tak pernah bertemu. Dan lucunya aku yang mau
disilaturahimi justru harus menghampiri yang mau silaturahmi, nah apa
ndak kebalik ini. Maka bahagiaku ini berubah menjadi perasaan sedih dan
bingung mengapa harus seperti itu caranya, coba dia mau jujur, mungkin
aku malah mau datang. Aku juga menjadi bebrapa member bisnis tertentu,
karena kebutuhan akan barang tersebut. Dulu aku menjadi member HPA,
karena aku memakai barang barang wardah, dan sekarang aku memakai barang
barang seperti habatus sauda, kadang untuk konsumsi sendiri akan
menjadi lebih murah, dan kadang ada beberapa teman juga yang butuh.
Berbisnis atau berdagang mengapa harus
malu, kadang kala ketika aku main ke jakarta, maka aku akan menyempatkan
diri ke tanah abang atau pasar asemka, atau jatinegara, atau suatu
tempat, untuk membeli barang dan dijual lagi disemarang. Rasanya
menyenangkan jika berhasil menjuala barang, kadang untung kadang hanya
modal pokok yang kembali, walaupun begitu aku masih untung dengan sisa
barang, kadang sisa sia barang ini aku bagikan pada saudara saudaraku,
toh pokoknya sudah kembali juga. tetapi tetap saja ada rasa senang
ketika barang kita laku, dan disamping itu aku bisa belajar bagaimna
berbisnis. Dan ketikapun menawari bisnis atau barang maka sejak awal
aku akan mengatakan aku jualan, kenapa harus malu. Atau ketika aku mau
datang menawarkan barang ke teman, aku juga akan bilang padanya, aku mau
datang ke rumah buat nawarin barang ketempatmu, mau ndak?. Atau kadang
ada juga temanku yang bilang ” Mbak shoi, ada waktu? aku mau nawarin
barang”, maka ketika memang ada waktu atau jika tidak ada waktu aku akan
memberikan waktu kosongku untuk dia datang ke rumah dan menawarkan
barangnya. Kalau bisa membeli di teman dan membahagiakannya mengapa
harus membeli di orang lain, pikirku…
Rasanya jujur saja sangat mengecewakan,
ketika ternyata teman kita sendiri, teman dekat, seolah olah menjebak,
dengan dalih silaturahmi, agar kita mau diprospeknya. Dan kali ini
benar benar sangat tidak nyaman, rasa bahagia yang disapa setelah
bertahun tahun, berasa masih diingat, tetapi sirna begitu saja ketika
ternyata dia menyapa kita karena ada maksud. Walaupun akhirnya aku
berdamai dengan diri, ya sudahlah, coba kalau dia tidak mau memprospek
apakah iya silaturahmi akan tersambung kembali, minimal aku mendapatkan
kembali nonya yang di hp ku sudah hilang.
saran ku adalah, marilah berbisnis
dengan santun dan jujur sejak awal, tanpa harus ditambahi bermacam
macam. Memang kalau pekerjaannya sales, mengapa malu, memang kalau
bisnisnya MLM mengapa malu, ketika itu halal dan menawarkan dengan
menyenangkan dan jujur, saya pikir masyarakatpun tidak akan berbuat
seperti sekarang yang antipati dengan sales. Kadang kala ketika pas
melihat para sales itu berjalan, aku juga merasa kasian, apalagi ketika
mereka diperlakukan tidak sopan, dan dilecehkan. Bagaimanapun para sales
juga mencari rejeki untuk keluarganya.
Untuk yang merasa karena nya tulisann
ini saya buat, saya mohon maaf sebesar besarnya ya, jika da kata yang
tidak menyenangkan..maaf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar