Sabtu, 03 Maret 2012

Tawarkan Bisnis dengan Jujur dan Santun

Hari ini terjadi lagi kejadian yang membuatku kembali terperangah dan kecewa luar biasa.  Sebenarnya agak tidak enak menuliskannya disini, tapi akhirnya kuputuskan untuk menuliskannya disini, agar kita semua termasuk saya sendiri tidak mengulanginya.

. Mulai pertengahan tahun lalu aku menggunakan dua no, satu untuk pribadi, satu lagi untuk umum. Hal ini dikarenakan banyaknya gangguan dari no no tidak dikenal ketelepon dan juga dikarenakan pekerjaan yang harus berhubungan dengan banyak orang dan juga bisnis yang mau dijalankan. Maka aku berpikir aku butuh privacy terutama berkaitan dengan no telepon.  Kadang kala suka sekali ada telepon iseng, yang menanyakan, benar ini dengan mbak shoi? habis itu setelah dijawab akan diam tak bicara, dan kadang no nya berbeda beda, sampai di kartu telepon aku pakaikan inisial aneh 1, aneh 2, dan seterusnya, sehingga jika ada telepon dari no tersebut, aku tidak akan mengangkatnya. Dengan adanya no pribadi dan umum ini pun aku membatasi jika ada no masuk yang tak bernama  ke no pribadi maka aku akan menunggu sampai beberapa kali dia telepon, jika dia telepon lebih dari satu kali berarti aku menganggapnya penting dan akan kuangkat. Tetapi jika masuk ke no umum, maka aku akan selalu mengangkatnya, tak perlu menunggu dua atau tiga kali panggilan.
Pagi tadi sekitar jam 10 pagi, hari ini tanggal 18 februari 2012 ini, aku mendapatkan telepon dari seseorang.  No yang aku tak mengenalnya, sebenarnya agak malas mengangkatnya, karena masuknya ke no pribadi bukan no publik yang aku biasa kasih ke orang lain, terutama untuk urusan pekerjaan. Disamping hari ini aku juga sedang tidak enak badan, tetapi karena takut ada penting, karena harusnya hari ini aku rapat di koperasi binaan, tapi karena sakit aku jadi ijin,  akhirnya aku tetap mengangkatnya. Dan ternyata benar, itu adalah telepon dari teman lama. Aku kaget dan senang luar biasa. Dulu kami satu organisasi di Universitas, dan sudah hampir lima tahunan kami tak bersua. Aku kaget juga mendengarnya menelepon, biasanya ada hal yang penting, maka kutanyakan ,
“ada yang bisa dibantu?”, tanyaku padanya, ketika sebelumnya aku menanyakan bagaimana kabar dan keadaan anaknya lalu tinggal dimnna.
“Mau silaturahmi aja shoi, dengan teman teman lama, ” jawabnya.
subahanallah jawaban yang membuatku tertegun dan malu, he he, aku sendiri kadang agak malas untuk sekedar sms atau menelepon teman yang sudah bertahun tahun ndak ketemu, kadang kulakukan jika sedang iseng dan sama sekali ndak ada yang dilakukan, baru aku akan sms beberapa teman lama, atau jika lagi dapat banyak bonus sms, baru itu kulakukan. Akhirnya, setelah berbincang lama, dia mengatakan bahwa dia mau ke semarang, jadi minta ketemuan. Waktu itu dalam keadaan sakit aku bilang, “oh bisa hari ini aku tidak ada acara, agendaku ke luar kota kubatalkan karena sakit. “, tetapi jawabannya membuatku tertegun, ” Iya shoi, aku ada acara bisnis di semarang, nah shoi ntar ketemuannya di sana aja, dekat kok dari kos shoi, ntar sekalian kalau shoi mau bantu bantu”. Lho ini gimana to, siapa yang mau silaturahmi, siapa yang mau di silaturahimi. Setahuku , yang namanya silaturahmi itu ya yang mau silaturahmi yang datang, bukan yang mau ddisilaturahimi yang disuruh datang. Dulu waktu kecil, ketika diajak orang tua sialturahmi ke tempat saudara , maka kamilah yang datang ke rumah saudara, bukan merka yang kami undang untuk datang kesuatu tempat. Dan sekarang ketika mendapat tugas silaturahim  ke beberapa ustazah dari guru ngajipun, maka kamilah yang harus mendatangi ustazah itu bisa ditemui dimana, bukan kami yang menentukan tempat , dimana ustazah itu mau menemui kami. Ini siapa yang mau disilaturahimi, siapa yan mau silaturahim… apa mungkin sekarang sudah berbeda konsepnya, dan aku sendiri yang tidak tahu perubahannya….:(
Ingatanku langsung melayang ke bebrapa tahun lalu ketika ada seorang teman juga, kakak kelas yang menelepon untuk ditemani jalan jalan di simpang lima semarang. waktu itu juga keadaanku sama, aku agak pusing dan juga banyak kuliah menumpuk, belum lagi tesis yang harus diselesaikan. Cuma waktu itu aku berpikir, Kakak kelasku ini mungkin kasian ya, karena kesepian, jadi butuh teman, kebetulan suaminya, itu adalah seorang politisi, makanya waktu itu kuberpikir, wah mungkin mbak nya butuh hiburan. Ya sudahlah maka , dengan badan yang agak tidak nyaman, aku langsung siap siap, walau aku sendiri kurang suka jalan ke mall, sedang untuk  tugas tugas tesisku aku berpikir bisa kuselesaikan nanti sehabis jalan jalan. waktu itu aku berpikiran, si mbak ngajak jalan jalan ke mall, karena simpang lima kalau malam ya jalan jalan identik dengan mall, Dan aku adalah orang yang tidak suka jalan jalan ke mall, kalau tidak ada yang memang mau dibeli, kadang kala ke mall itu hanya nemenin teman satu angkatan kuliah saja, atau mungkin mau survey baju yang sedang in, he he, karena aku juga seorang yang suka dagang kecil kecilan. itupun bisa dihitung sebulan satu atau dua kali ke mall.
Maka dengan badan tidak enak  dan khusnudzon menemani mbaknya yang sedang kesepian sendirian dan bosan serta butuh teman , aku tetap mengusahakan datang ke simpang lima. Sesampai di simpang lima kuhubungi mbaknya kalau aku dah sampai simpang lima, dan dimana posisinya, waktu itu aku disuruh untuk menemuinya di salah satu gedung pertemuan di simpang lima, aku anggap oh mbaknya mau cari buku dulu mungkin disitu. Dan ketika sampai di tempatnya, aku disuruh langsung naik ke atas. Dan duenggggggg… ternyata ada presentasi bisnis di sana, yang mana aku adalah orang yang mau diprospek.
Waktu itu aku merasa kecewa, tetapi mau langsung ijin pergi juga ndak enak, tapi benar, rasanya kecewa luar biasa. Mengapa mbaknya tidak bilang dari awal, untuk aku menghadiri presentasi bisnis, mengapa harus memakai kata menemani dia jalan jalan, dia bosan dirumah.  Akhirnya setelah 70 menitan dalam ruangan, aku pun ijin untuk pulang. Bayangkan waktu yang kala itu sangat berharga untukku, karena banyaknya tugas yang harus kelar besok paginya, hilang hampir dua jaman, Rasa marah memang sempat ada, tapi waktu itu akhirnya aku justru mentertawai diri sendiri, lucu sekali hari itu, apalagi kalau ingat ketika membuat alasan kelauar dari ruang pertemuan itu,,,ha ha ha ha…..kejadian yang sempat membuat otot sarafku menegang sekaligus kemuadian mengendur karena setelah dipikir pikir kejadian hari itu sangat lucu…
Dan kejadian ini kembali lagi terulang hari ini, seorang teman lama, yanga ku sangat bahagia ketika mendapat telepon darinya,  dengan dalih silaturahmi, mengajakku ketemuan kembali setelah beberapa tahun tak pernah bertemu. Dan lucunya aku yang mau disilaturahimi justru harus menghampiri yang mau silaturahmi, nah apa ndak kebalik ini. Maka bahagiaku ini berubah menjadi perasaan sedih dan bingung mengapa harus seperti itu caranya, coba dia mau jujur, mungkin aku malah mau datang. Aku juga menjadi bebrapa member bisnis tertentu, karena kebutuhan akan barang tersebut. Dulu aku menjadi member HPA, karena aku memakai barang barang wardah, dan sekarang aku memakai barang barang seperti habatus sauda, kadang untuk konsumsi sendiri akan menjadi lebih murah, dan kadang ada beberapa teman juga yang butuh.
Berbisnis atau berdagang mengapa harus malu, kadang kala ketika aku main ke jakarta, maka aku akan menyempatkan diri ke tanah abang atau pasar asemka, atau jatinegara, atau suatu tempat, untuk membeli barang dan dijual lagi disemarang. Rasanya menyenangkan jika berhasil menjuala barang, kadang untung kadang hanya modal pokok yang kembali, walaupun begitu aku masih untung dengan sisa barang, kadang sisa sia barang ini aku bagikan pada saudara saudaraku, toh pokoknya sudah kembali juga. tetapi tetap saja ada rasa senang ketika barang kita laku, dan disamping itu aku bisa belajar bagaimna berbisnis.  Dan ketikapun menawari bisnis atau barang maka sejak awal aku akan mengatakan aku jualan, kenapa harus malu. Atau ketika aku mau datang menawarkan barang ke teman, aku juga akan bilang padanya, aku mau datang ke rumah buat  nawarin barang ketempatmu, mau ndak?. Atau kadang ada juga temanku yang bilang ” Mbak shoi, ada waktu? aku mau nawarin barang”, maka ketika memang ada waktu atau jika tidak ada waktu aku akan memberikan waktu kosongku untuk dia datang ke rumah dan menawarkan barangnya. Kalau bisa membeli di teman dan membahagiakannya mengapa harus membeli di orang lain, pikirku…
Rasanya jujur saja sangat mengecewakan, ketika ternyata teman kita sendiri, teman dekat, seolah olah menjebak, dengan dalih silaturahmi, agar kita mau diprospeknya.  Dan kali ini benar benar sangat tidak nyaman, rasa bahagia yang disapa setelah bertahun tahun, berasa masih diingat, tetapi sirna begitu saja ketika ternyata dia menyapa kita karena ada maksud. Walaupun akhirnya aku berdamai dengan diri, ya sudahlah, coba kalau dia tidak mau memprospek apakah iya silaturahmi akan tersambung kembali, minimal aku mendapatkan kembali nonya yang di hp ku sudah hilang.
saran ku adalah, marilah berbisnis dengan santun dan jujur sejak awal, tanpa harus ditambahi bermacam macam. Memang kalau pekerjaannya sales, mengapa malu, memang kalau bisnisnya MLM mengapa malu, ketika itu halal dan menawarkan dengan menyenangkan dan jujur, saya pikir masyarakatpun tidak akan berbuat seperti sekarang yang antipati dengan sales. Kadang kala ketika pas melihat para sales itu berjalan, aku juga merasa kasian, apalagi ketika mereka diperlakukan tidak sopan, dan dilecehkan. Bagaimanapun para sales juga mencari rejeki untuk keluarganya.
Untuk yang merasa karena nya tulisann ini saya buat, saya mohon maaf sebesar besarnya ya, jika da kata yang tidak menyenangkan..maaf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar