Tulisan ini kutulis, setelah tadi aku
telepon ibuku. setelah mengobrol banyak hal, aku bertanya bagaimana
kabar bapak kepada ibu. Jawaban beliau sungguh membuatku tertawa
sekaligus bersyukur alhamdulillah.
“Wah gemuk sekarang, tambah gemuk,
makannya banyak, habis subuh makan, ntar keluar sebentar ke kebun, terus
balik makan lagi, baguslah sehat” kata ibuku. Dalam nada suaranya pun
aku tahu ibu gembira dengan kondisi kesehatan bapak.
Umur bapak mungkin kira kira sudah 71
tahun, itupun kalau benar, karena surat kelahiran bapak dulu hilang, dan
adanya yang di ijazah saja. Lahir di bulan agustus, sayangnya
tanggalnya aku tidak ingat, lucu ya, sama bapak sendiri tidak tahu kapan
ulang tahunnya. Hal ini dikarenakan memang dikeluarga kami tidak
mengenal budaya ulang tahun, pernah kemarin aja aku mencoba mempercandai
kakakku yang di jakarta tatkala juli kemarin aku ulang tahun, eh dianya
malah bilang.. “Ndeso ulang tahun segala”, walaupun begitu ndak
papalah, toh akhirnya transfer juga kakakku tercinta itu buat makan
makan…he he he.
Kembali bapak, bapak orangnya tinggi dan
besar, mungkin karena itulah sebagian saudaraku tinggi tinggi, kecuali
aku tentunya he he. Berkulita sawo matang tapi cenderung coklat tua
(menghindari kata hitam), membuat bapak memang terliat lebih sanggar. He
he, sebenarnya bukan sangar kali yaks, tapi berwibawa. Dan memang bapak
orangnya tegas, kalau beliau sudah bilang A ya A, maka kami lebih baik
diam , daripada nanti terjadi keributan. Walaupun begitu bapak
sebenarnya justru malah berhati sangat lembut. Aku ingat, bapak tidak
pernah tega melihat orang sakit, apalagi itu saudara terdekatnya. Jadi
beliau hanya akan menjenguk sampai luar saja, dan tidak pernah masuk ke
kamar.
Kelembutan bapak juga berlaku untuk
keponakannya, bapak adalah orang yang pantang dalam hal berpakaian
diatur atur, begitu juga waktu pernikahan anaknya. Aku ingat sekali,
sekalipun bapak tidak pernah mau memakai pakaian beskap (adat jawa)
dalam menikahkan anaknya, panas katanya. Tetapi begitu keponakannya
menikah, dan bapak diminta sebagai walinya, maka bapak dengans enang
hati melakukannya dengan seluruh rangkaian adat jawa. Hal ini
diakrenakan sepupuku itu adalah anak yatim, pakdheku sudah meninggal
jauh sebelum dia menikah, dan akhirnya bapak yang harus jadi walinya..
Kata bapak , kita harus berbuat baik sama anak yatim, waktu aku protes,
sama bapak kok mau pakai baju beskap.
setahuku bapak memang keras dan tegas,
tetapi sekalipun aku belum pernah melihat bapak menggunakan tanggannya
untuk mendidik kami. Perkataannya yang kadang keras juga dikarenakan
salah kami juga, kadang ketika kami tidak sejalur pola pikirnya, maka
kami memilih diam. karena bagaimnapun beliau adalah orang tua kami,
walaupun kadang aku juga tersulut emosi. Pernah kemarin tercetus kata
kata kerasaku pikir beliau akan marah, dan ternyata tidak, karena
setelah itu kami ngobrol ngobrol biasa lagi.
Jujur saja kami memang tidak terlalu
dekat, tidak sedekat kami dengan ibu. Walaupun begitu, aku sangat
menghormati bapak. Usahanya yang luar biasa untuk menyekolahkan kami,
sungguh takkan pernah kami bisa membalasnya. dulu pernah , waktu itu ibu
dan kakakku sedang mengobrol, kakakku mengatakan kalau dia mau kuliah,
sedang ibuku sendiri juga bingung, adik adik kakak masih banyak, dan
semua masih sekolah TK, sd, smp, dan sma, semua butuh biaya. Tetapi tiba
tiba bapak datang dan bilang, “sudah sudah anak mau sekolah jangan
dilarang larang, nanti insya allah rejekinya ada, tenang tenang nanti
kamu kuliah” begitu kata bapak pada kakakku yang no 5.
Bapak orangnya juga sangat rajin, aku
ingat sekali, dulu malam malam kadang ada suara di luar rumah, ternyata
suara bapak yang sedang membersihkan halaman untuk dipersiapkan sebagai
tempat menabur benih benih. selain itu kadang di setiap malam bapak akan
keluar untuk menjala ikan di sungai, lalu langsung dimasak sendiri
olehnya dan paginya kami dapat makan dengan lauk ikan. Masakan yang
sangat kusuka, dimana ikan di tim, dengan bumbu bumbu dan daun asam
sampai airnya kering, setelah itu digoreng., hemm yummy..bahkan tanpa
digoreng saja sudah enak. selain itu bapak suka sekali bercocok tanam,
hampir semua sayuran kami tidak pernah membelinya, bahkan sampai cabe
juga ada, dari sayur kacang panjang, bayam, kangkung, singkong, timun,
terong, sampai labu saja pernah ditanamnya. Nanti kalau sudah tiba panen
barulah bingung, biasanya orang orang yang lewat ke sawah akan
dipanggil untuk memetik sendiri, pernah dulu kita sampai kaya juragan
terong.
Bapak juga sangat memperhatikan
pendidikan anaknya, kami selalu didorong untuk sekolah di sekolah
favorit dari sd sampai sma, begitu juga waktu kuliah. Selain itu bapak
juga membekali kami dengan ilmu agama, jadi kami selain disekolahkan dis
ekolah favorit, kami juga dititipkan di pondok pesantren temannya
bapak.. walaupun di pesantren kadang aku sendiri suka bolos kalau lagi
pelajaran Fi`il, habis susah sekali. he he, tapi bagiku luar biasa bapak
mepersiapkan bekal bagi kami baik di dunia maupun di akhirat.
Walaupun begitu ada hal lucu , bapak
sama sekali tidak pernah mau, jika sakit diajak ke dokter, dan sampai
saat ini pun kami tidak pernah tahu apa alasannya. Pernah dulu beliau
tertusuk, dan bengkak, bukanya pergi ke dokter, tapi bapak diam diam
pergi ke toko obat. he he he
Bapak bagaimana kabarmu hari ini, semoga
cinta kami sama besarnya seperti cinta kami pada ibu. Bapak semoga
Allah selalu meberikan yang terbaik bagimu, sebagaimna engkau selalu
berusaha memberikan yang terbaik bagi kami, Bapak semoga kami menajdi
anak anak yang sholeh sholehah, sehingga kelak di akhirat justru tidak
menjadi beban untukmu. amin
semoga kita semua nanti akan dikumpulkan ya pak, bersama sama di JannahNya, amin
bagaimana dengan teman teman? semoga
sehat selalu ya orang tuanya, dan jikapun sudah dpanggil olehNya maka
semoga ditempatkan di tempat yang terbaik di sisiNya, amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar