Minggu, 04 Maret 2012

Surat Cinta Untuk Bapak

Tulisan ini kutulis, setelah tadi aku telepon ibuku. setelah mengobrol banyak hal, aku bertanya bagaimana kabar bapak  kepada ibu. Jawaban beliau sungguh membuatku tertawa sekaligus bersyukur alhamdulillah.
“Wah gemuk sekarang, tambah gemuk, makannya banyak, habis subuh makan, ntar keluar sebentar ke kebun, terus balik makan lagi, baguslah sehat” kata ibuku. Dalam nada suaranya pun aku tahu ibu gembira dengan kondisi kesehatan bapak.

Umur bapak mungkin kira kira sudah 71 tahun, itupun kalau benar, karena surat kelahiran bapak dulu hilang, dan adanya yang di ijazah saja.  Lahir di bulan agustus, sayangnya tanggalnya aku tidak ingat, lucu ya, sama bapak sendiri tidak tahu kapan ulang tahunnya. Hal ini dikarenakan memang dikeluarga kami tidak mengenal budaya ulang tahun, pernah kemarin aja aku mencoba mempercandai kakakku yang di jakarta tatkala juli kemarin aku ulang tahun, eh dianya malah bilang.. “Ndeso ulang tahun segala”, walaupun begitu ndak papalah, toh akhirnya transfer juga kakakku tercinta itu buat makan makan…he he he.

Kembali bapak, bapak orangnya tinggi dan besar, mungkin karena itulah sebagian saudaraku tinggi tinggi, kecuali aku tentunya he he. Berkulita sawo matang tapi cenderung coklat tua (menghindari kata hitam), membuat bapak memang terliat lebih sanggar. He he, sebenarnya bukan sangar kali yaks, tapi berwibawa. Dan memang bapak orangnya tegas, kalau beliau sudah bilang A ya A, maka kami lebih baik diam , daripada nanti terjadi keributan. Walaupun begitu bapak sebenarnya justru malah berhati sangat lembut. Aku ingat, bapak tidak pernah tega melihat orang sakit, apalagi itu saudara terdekatnya. Jadi beliau hanya akan menjenguk sampai luar saja, dan tidak pernah masuk ke kamar.

Kelembutan bapak juga berlaku untuk keponakannya, bapak adalah orang yang pantang dalam hal berpakaian diatur atur, begitu juga waktu pernikahan anaknya. Aku ingat sekali, sekalipun bapak tidak pernah mau memakai pakaian beskap (adat jawa) dalam menikahkan anaknya, panas katanya. Tetapi begitu keponakannya menikah, dan bapak diminta sebagai walinya, maka bapak dengans enang hati melakukannya dengan seluruh rangkaian adat jawa. Hal ini diakrenakan sepupuku itu adalah anak yatim, pakdheku sudah meninggal jauh sebelum dia menikah, dan akhirnya bapak yang harus jadi walinya.. Kata bapak , kita harus berbuat baik sama anak yatim, waktu aku protes, sama bapak kok mau pakai baju beskap.
 
setahuku bapak memang keras dan tegas, tetapi sekalipun aku belum pernah melihat bapak menggunakan tanggannya untuk mendidik kami. Perkataannya yang kadang keras juga dikarenakan salah kami juga, kadang ketika kami tidak sejalur pola pikirnya, maka kami memilih diam. karena bagaimnapun beliau adalah orang tua kami, walaupun kadang aku juga tersulut emosi. Pernah kemarin tercetus kata kata kerasaku pikir beliau akan marah, dan ternyata tidak, karena setelah itu kami ngobrol ngobrol biasa lagi.

Jujur saja kami memang tidak terlalu dekat, tidak sedekat kami dengan ibu. Walaupun begitu, aku sangat menghormati bapak. Usahanya yang luar biasa untuk menyekolahkan kami, sungguh takkan pernah kami bisa membalasnya. dulu pernah , waktu itu ibu dan kakakku sedang mengobrol, kakakku mengatakan kalau dia mau kuliah, sedang ibuku sendiri juga bingung, adik adik kakak masih banyak, dan semua masih sekolah TK, sd, smp, dan sma, semua butuh biaya. Tetapi tiba tiba bapak datang dan bilang, “sudah sudah anak mau sekolah jangan dilarang larang, nanti insya allah rejekinya ada, tenang tenang nanti kamu kuliah” begitu kata bapak pada kakakku yang no 5.

Bapak orangnya juga sangat rajin, aku ingat sekali, dulu malam malam kadang ada suara di luar rumah, ternyata suara bapak yang sedang membersihkan halaman untuk dipersiapkan sebagai tempat menabur benih benih. selain itu kadang di setiap malam bapak akan keluar untuk menjala ikan di sungai,  lalu langsung dimasak sendiri olehnya dan paginya kami dapat makan dengan lauk ikan. Masakan yang sangat kusuka, dimana ikan di tim, dengan bumbu bumbu dan daun asam sampai airnya kering, setelah itu digoreng., hemm yummy..bahkan tanpa digoreng saja sudah enak. selain itu bapak suka sekali bercocok tanam, hampir semua sayuran kami tidak pernah membelinya, bahkan sampai cabe juga ada, dari sayur kacang panjang, bayam, kangkung, singkong, timun, terong, sampai labu saja pernah ditanamnya. Nanti kalau sudah tiba panen barulah bingung, biasanya orang orang yang lewat ke sawah akan dipanggil untuk memetik sendiri, pernah dulu kita sampai kaya juragan terong.
 
Bapak juga sangat memperhatikan pendidikan anaknya, kami selalu didorong untuk sekolah di sekolah favorit dari sd sampai sma, begitu juga waktu kuliah. Selain itu bapak juga membekali kami dengan ilmu agama, jadi kami selain disekolahkan dis ekolah favorit, kami juga dititipkan di pondok pesantren temannya bapak.. walaupun di pesantren kadang aku sendiri suka bolos kalau lagi pelajaran Fi`il, habis susah sekali. he he, tapi bagiku luar biasa bapak mepersiapkan bekal bagi kami baik di dunia maupun di akhirat.

Walaupun begitu ada hal lucu , bapak sama sekali tidak pernah mau, jika sakit diajak ke dokter, dan sampai saat ini pun kami tidak pernah tahu apa alasannya. Pernah dulu beliau tertusuk, dan bengkak, bukanya pergi ke dokter, tapi bapak diam diam pergi ke toko obat. he he he

Bapak bagaimana kabarmu hari ini, semoga cinta kami sama besarnya seperti cinta kami pada ibu. Bapak semoga Allah selalu meberikan yang terbaik bagimu, sebagaimna engkau selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi kami, Bapak semoga kami menajdi anak anak yang sholeh sholehah, sehingga kelak di akhirat justru tidak menjadi beban untukmu. amin

semoga kita semua nanti akan dikumpulkan ya pak, bersama sama di JannahNya, amin
bagaimana dengan teman teman? semoga sehat selalu ya orang tuanya, dan jikapun sudah dpanggil olehNya maka semoga ditempatkan di tempat yang terbaik di sisiNya, amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar