Seberapapun sang suryaberusaha menghilangkanmu, kau tetap kembali
tak pernah sakit hati dengan panasnya yang meniadakanmu
yang kau tahu, sejukmulah yang ditunggu
Maka kau pun tak pernah mundur kebelakang
*****
Seberapapun Sang Hujan mengalahkanmu, kau tetap ada di sana
walaupun tetes mungilmu tak terliat diantara buliran besar air hujan
Yang kau tahu, dedaunan, hamparan rumput, bumi, merindukan sentuhan lembutmu
****
Seberapapun sang bayu menerjangmu, kau masih terus melaksanakan tugasmu
Walau kadang kau akan hilang tak berbekas
Yang kau tahu pagiNya selalu merindumu
****
Maka mengapa menyerah walaupun kalah
Maka mengapa sedih walaupun hati telah tersakiti
Maka mengapa ragu, karena qadla belum menjadi qadarNya
Semangatlah
karena embun begitu menyejukan
tak pernah sakit hati dengan panasnya yang meniadakanmu
yang kau tahu, sejukmulah yang ditunggu
Maka kau pun tak pernah mundur kebelakang
*****
Seberapapun Sang Hujan mengalahkanmu, kau tetap ada di sana
walaupun tetes mungilmu tak terliat diantara buliran besar air hujan
Yang kau tahu, dedaunan, hamparan rumput, bumi, merindukan sentuhan lembutmu
****
Seberapapun sang bayu menerjangmu, kau masih terus melaksanakan tugasmu
Walau kadang kau akan hilang tak berbekas
Yang kau tahu pagiNya selalu merindumu
****
Maka mengapa menyerah walaupun kalah
Maka mengapa sedih walaupun hati telah tersakiti
Maka mengapa ragu, karena qadla belum menjadi qadarNya
Semangatlah
karena embun begitu menyejukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar