Liatlah hampir semua status, semua menyanjungmu semua minta maaf kepada
dirimu. Semua terpesona dengan seluruh jerih payahmu. Aku sendiri
bingung bagaimana mengungkapkan semuanya untuk dirimu. Apakah kalimat
kalimat yang kupilih nanti akan mewakili semua rasa terimakasihku
untukmu, mewakili seluruh waktu yang setiap detik kauhembuskan
bersamaan doa untuk kebahagiaanku, mewakili seluruh rasa yang pernah
kubuat kau tak jenak di seluruh umurku, mewakili diseluruh cucuran
keringat yang kau keluarkan untukku.
Tidak, tidak akan ada yang pernah bisa mewakilinya, bahkan seluruh kebaikan yang mampu kuberikan seumur hidupku takkan mampu mengganti semuanya. Tetesan tesan bening di setiap penghujung malammu, gerakan gerakan indah di setiap pertiga malammu, dan lafadz lafadz doa yang tak pernah kering dari lisanmu.
Masih aku ingat, setiap pagi sepiring nasi dan segelas susu kau siapkan di meja, agar kami yang memang setiap pagi pagi harus berangkat ke sekolah, karena terbatassnya angkutan, bisa mengecharge tenaga untuk di sekolah. Bahkan tak lupa kau berikan kombinasi di susu, karena kau tahu pasti beberapa anakmu sangat tak menyukai segelas cairan putih itu. Kadang kadang beberapa teman menertawakanku karena masih ada butiran kopi di sela sela gigiku di pagi hari, karena tak mungkin lagi mencampurkan coklat ke dalam susu dalam anggaran yang terbatas adanya. Siangnya kuingat jelas, seberapun yang kau punya, kau selalu menyiapkan makan siang dengan seluruh daya kreatifmu. Masih ingat ketika satu diantara kami pulang sekolah, ha ha ha…waktu itu kau memasak sayur asam..ingatkah ketika sepiring nasi dah penuh dituang sayur olehnya,,,tiba tiba diletakan begitu saja, karena dia tak suka sayur asam. Maka kau pun mengalah untuk memakan sisa dipiring tersebut biar tak ada yang mubazir terbuang.
ketika waktu dzuhur menjelang lebih seperempat, tak jemu jemunya kau mencari kami yang sudah menghilang entah kemana, bersama anak anak lainnya. Agar kami mampu untuk tidur siang, sehingga malamnya bisa belajar untuk keesokan harinya. Bahkan kau tak bosan untuk menunggui kami agar kami benar benar tertidur, padahal mataku sudah bosan sekali untuk tertutup pura pura untuk mengelabuhimu.
Ketika masa masa ujian menjelang, maka tak pernah bosan lau ikut begadang, dan membangunkan seluruhnya , bahkan kau tambahin gerakan indahmu di sepertiga malammu agar kami semakin mudah dalam menulis seluruh coretan coretan di kertas yang nantinya jadi penentu dalam raport di akhir semester.
Ketika sakit, maka kau selimuti seluruh badan dengan seluruh kehangatanmu. Bahkan pelukan hangatmu membuat sakitku tak lagi berasa karena hangat tubuhmu yang kau alirkan dalam dekapan tanganmu. kami selalu membayangkan bagaimana bisa ya, dirimu tanpa mbak mbak mengurus sebelas anakmu dengan seluruh karakter yang melekat masing masing. aku sendiri tak mampu membayangkan, dan takan pernah sanggup membayangkan. dengan seluruh kenakalan yang ada, bahkan tak jarang kami membuatmu kesal dengan pertengkaran pertengkaran kecil diantara kami. Tapi tak pernah kudengar sumpah serapahmu pada kami atas kekesalanmu pada kami.
Ketika masa masa sulit itu datang, kau tak pernah menyerah, apalagi meninggalkan kami hanya untuk egomu. Kau tetap sabar, mendampingi dan memberikan yang terbaik bagimu. Ketika masa massa kelam itu menghadang, kau tak pernah gentar menembus dan menghadang segala terpaan cobaan yang tak pernah padam.
Ibu
Sebesar apapun rasa terimakasihku padamu, takan pernah mampu mengantikan apa yang telah kau berikan pada kami.
Bapak
Sebesar apapun rasa terimakasihku padamu, takkan pernah mamapu menggantikan semua yang telah kau curahkan
Allah, ampunilah mereka, sayangilah mereka, sebagaimana mereka menyayangi kami, bahagiakanlah mereka di dunia dan di akhirat, mudahkanlah segala urusannya, istiqomahkanlah di jalan yang lurus, matikanlah dalam keadaan khusnul khotimah, lapangkanlah kuburnya, dan masukkan dengan mudah ke dalam barisan rasul dan sahabatmu ke dalam surgaMu. Amin
Tidak, tidak akan ada yang pernah bisa mewakilinya, bahkan seluruh kebaikan yang mampu kuberikan seumur hidupku takkan mampu mengganti semuanya. Tetesan tesan bening di setiap penghujung malammu, gerakan gerakan indah di setiap pertiga malammu, dan lafadz lafadz doa yang tak pernah kering dari lisanmu.
Masih aku ingat, setiap pagi sepiring nasi dan segelas susu kau siapkan di meja, agar kami yang memang setiap pagi pagi harus berangkat ke sekolah, karena terbatassnya angkutan, bisa mengecharge tenaga untuk di sekolah. Bahkan tak lupa kau berikan kombinasi di susu, karena kau tahu pasti beberapa anakmu sangat tak menyukai segelas cairan putih itu. Kadang kadang beberapa teman menertawakanku karena masih ada butiran kopi di sela sela gigiku di pagi hari, karena tak mungkin lagi mencampurkan coklat ke dalam susu dalam anggaran yang terbatas adanya. Siangnya kuingat jelas, seberapun yang kau punya, kau selalu menyiapkan makan siang dengan seluruh daya kreatifmu. Masih ingat ketika satu diantara kami pulang sekolah, ha ha ha…waktu itu kau memasak sayur asam..ingatkah ketika sepiring nasi dah penuh dituang sayur olehnya,,,tiba tiba diletakan begitu saja, karena dia tak suka sayur asam. Maka kau pun mengalah untuk memakan sisa dipiring tersebut biar tak ada yang mubazir terbuang.
ketika waktu dzuhur menjelang lebih seperempat, tak jemu jemunya kau mencari kami yang sudah menghilang entah kemana, bersama anak anak lainnya. Agar kami mampu untuk tidur siang, sehingga malamnya bisa belajar untuk keesokan harinya. Bahkan kau tak bosan untuk menunggui kami agar kami benar benar tertidur, padahal mataku sudah bosan sekali untuk tertutup pura pura untuk mengelabuhimu.
Ketika masa masa ujian menjelang, maka tak pernah bosan lau ikut begadang, dan membangunkan seluruhnya , bahkan kau tambahin gerakan indahmu di sepertiga malammu agar kami semakin mudah dalam menulis seluruh coretan coretan di kertas yang nantinya jadi penentu dalam raport di akhir semester.
Ketika sakit, maka kau selimuti seluruh badan dengan seluruh kehangatanmu. Bahkan pelukan hangatmu membuat sakitku tak lagi berasa karena hangat tubuhmu yang kau alirkan dalam dekapan tanganmu. kami selalu membayangkan bagaimana bisa ya, dirimu tanpa mbak mbak mengurus sebelas anakmu dengan seluruh karakter yang melekat masing masing. aku sendiri tak mampu membayangkan, dan takan pernah sanggup membayangkan. dengan seluruh kenakalan yang ada, bahkan tak jarang kami membuatmu kesal dengan pertengkaran pertengkaran kecil diantara kami. Tapi tak pernah kudengar sumpah serapahmu pada kami atas kekesalanmu pada kami.
Ketika masa masa sulit itu datang, kau tak pernah menyerah, apalagi meninggalkan kami hanya untuk egomu. Kau tetap sabar, mendampingi dan memberikan yang terbaik bagimu. Ketika masa massa kelam itu menghadang, kau tak pernah gentar menembus dan menghadang segala terpaan cobaan yang tak pernah padam.
Ibu
Sebesar apapun rasa terimakasihku padamu, takan pernah mampu mengantikan apa yang telah kau berikan pada kami.
Bapak
Sebesar apapun rasa terimakasihku padamu, takkan pernah mamapu menggantikan semua yang telah kau curahkan
Allah, ampunilah mereka, sayangilah mereka, sebagaimana mereka menyayangi kami, bahagiakanlah mereka di dunia dan di akhirat, mudahkanlah segala urusannya, istiqomahkanlah di jalan yang lurus, matikanlah dalam keadaan khusnul khotimah, lapangkanlah kuburnya, dan masukkan dengan mudah ke dalam barisan rasul dan sahabatmu ke dalam surgaMu. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar