Sering sekali kita akan bertanya tanya, ” Hadeuhh mengapa begitu,
mengapa begini”… atau” ada apakah, mengapa bisa terjadi?”.. dan banyak
lainnya ketika kita mendapati suatu peristiwa yang mana hati kita tidak
menyukainya. Bahkan kadang kala akhirnya kita akan mencari cari
siapakah yang salah, atau malah kita mencari cari alasan untuk
menyalahkan seseorang atau sesuatu atas hal tidak menyenangkan yang
terjadi.
Ada kalanya kita tidak pernah memahami
bahwa semua yang terjadi dalam kehidupan kita dan di dunia pada umumnya
telah tertulis sebelumnya dan memang harus terjadi. Tetapi sering kali
kita masih bertanya tanya mengapa ini bisa menimpa diri. Ketentuan ini
sudah ada, yaitu ketentuan yang akan terjadi pada alam dan ketentuan apa
yang akan terjadi pada setiap individu manusia. Ketentuan ketentuan ini
sebenarnya merupakan petunjuk , untuk kita semua, baik melalui
berbagai peristiwa yang terjadi.
Dalam hal menghadapi apa yang akan
terjadi ini (Qadla) maka mau tidak mau kita harus taat terhadap seluruh
peraturan yang ada dalam berkehidupan, baik berinteraksi dengan manusia,
alam, ataupun sekitarnya. Aturan aturan ini tertuang dalam agama yang
dianut. Ketentuan ketentuan yang akan terjadi ini merupakan bahan mentah
bagi kita semua. Tentunya kita mengingat jelas, Bahwa “Allah tidak akan
mengubah satu kaum, tanpa perubahan dari kaum tersebut” ,,. Disinilah
usaha (ikhtiar) masuk kedalamnya, dimna usaha kita yang kita lakukan
terus menerus pun akhirnya akan bisa merubah beberapa ketentuan yang
akan terjadi, kecuali, jodoh, lahir, dan mati. Manusia diwajibkan untuk
terus berusaha, selama hal itu masih menjadi ketentuan ketentuan yang
belum terjadi. Usaha usaha ini akan dipengaruhi oleh keyakinan hati dan
pengalaman hidup. Maka untuk itulah tanamkan dalam hati tentang
keyakinan terhadap hal hal yang ingin kita gapai, dan teruslah bergerak
agar pengalaman hidup kita menjadi semakin luas. Usaha juga bergantung
pada motivasi, ilmu dan ketrampilan. Motivasi yang kuat akan
mengahsilkan usaha yang kuat, tetapi ketika motivasi lemah maka juga
akan mengahsilkan usaha yang lemah dan tentunya hasilnya pun akan tidak
maksimal, bahakan cenderung gagal. Sedangkan ilmu dan ketrampilan
diperlukan agar usaha yang kita lakukan tidak sia sia, tetapi didasarkan
pada ilmu dan ketrampilan, sehingga tidak salah jalan.
Lalu bagaimnakah kita bisa menilai bahwa
usaha yang kita lakukan itu benar atau tidak? Manusia dikarunia Allah ,
berupa OTAK untuk berpikir, dan dilengkapi dengan mata untuk melihat,
telingga untuk mendengar, dan hati untuk merasa. Dari ketika hal
itulah, akan memacu otak kita untuk berpikir yang akhirnya menghasilkan
akal, apa yang harus kita lakukan. Dan di ujungnya biasanya akan ada
keraguan, apakah yang dilakukan benar? apakah jalan yang ditempuh sudah
lurus, apakah yang dipilih sudah tepat, dan apakah apakah lainnya. Dari
sini maka akan tombul pilihan pilihan alternatif dalam melakukan usaha
yang ingin dilakukan. Disinilah Hati akan berperan besar dalam
menentukan pilihan. Hati yang bersih akan menajtuhkan pilihan pilihan
yang baik, dimna pilihan yang dilakukan tidak akan pernah merugikan
siapaun dan apapun, serta akan ada rasa tanggung jawab dan adil
didalamnya. tetapi Hati yang tidak bersih akan menghasilkan pilihan
pilihan yang tidak baik, dimana poin tanggungjawab dan keadilan tidak
akan dilibatkan.
Lalu bagaimnakah jika ketentuan itu
sudah terjadi, maka disinilah kita memahami bagaimana esensi dari takdir
(qadar). Bahwa segala sesuatu yang sudah terjadi itu memang digariskan
terjadi dan tidak bisa dibantah lagi ataupun disesali. Dalam Hal ini
maka manusia diwajibkan untuk menerima (ridlo) terhadap seluruh hal
yang sudah terjadi dalam kehidupannya. Dan tidak perlu lagi
mmeprtanyakan mengapa , mengapa, dan mengapa. Karena setelah melakukan
usaha maksimal, maka sejak awal manusia sudah harus menerima (tawakal)
atas hasil yang nanti akan di dapat. Sehingga ketika keputusan Allah
sudah dikeluarkan dalam bentuk peristiwa ataupun kejadian, maka kita
harus mau tidak mau menerima apa yang sudah terjadi. disinilah poin
menerima takdir (ridlo) .
Tidak ada yang salah dengan apa yang
sudah terjadi, karena ketika kita mencari cari siapa yang salah, justru
diujungnya maka kita bisa menyalahkan Allah atas segala hal yang menimpa
diri. Karena memang semua yang terjadi ini adalah suaratan takdir yang
harus dijalani, agar kita sebagai manusia menjadi mawas diri, memiliki
lebih banyak pengalaman, agar menajdi lebih baik kedepannya.
Seperti ucapan seorang teman yang mana
saya banyak sekali belajar padanya “Yo wis … apa yang terjadi berarti
Allah kehendaki untuk terjadi”. Maka ketika jawaban itu sampai ke
telingga saya, justru akhirnya saya menjadi tertawa, mengapa begitu
sulit dengan mencari berbagai hal yang memang tidak perlu diributkan
ketika kita sudah memahami bahwa memang inilah ketentuan Takdir yang
harus dijalani.
#untuk seorang teman yang sekalipun
aku belum pernah bertemu, tetapi sangat baik dan hangat, selalu
menenangkan, terimakasih atas pertemananya, semoga Allah SWT memudahkan
semua urusanmu baik di dunia maupun di akhirat nanti, amin#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar