Minggu, 04 Maret 2012

Jika masih Bisa Naik Angkot, Naiklah

hari ini seperti biassa dalam sebulan sekali aku melakukan kunjungan ke koperasi koperasi Binaan, dan seperti biasa juga maka aku lebih memilih menggunakan bis antar kota dibandingkan difasilitasi mobil kantor. Selain cepat, aku juga ndak harus menahan kantukku untuk tetap terjaga, karena merassa ndak enak dengan pak sopir yang menyetir . Bebrapa hari terakhir ini aku selalu tidur malam, untuk membuat laporan dan membuat plan, sedangkan paginya sudah harus berangkat. Maka itu lah aku lebih memilih Bus, yang didalamnya aku bisaistirahat, sambil menunggu samapai tujuan.  Kadang kala aku bisa menghabiskan komik conan ataupun buku yang belum sempat terbaca. Walau sesekali pun juga harus berbicara dan berbincang kepada teman sebangku dalam bis.

Seperti biasa, untuk menuju halte Bis, maka aku harus naik angkotan kota dua kali. begitu juga jika aku pulang dari luar kota, untuk menuju kosku dari shutle bis teralhir maka akupun harus naik angkutan dua kali lalu diteruskan jalan sekitar sepuluh menit, lumayan untuk olahraga, kadang jika capek sekali maka aku naik angkot sekali setelah itu aku memilih menggunakan taksi, hingga bisa diantar sampai depan pintu kos. Pemilihan naik angkot ini dikarenakan satu hal, aku paling takut naik motor di jalan raya, samapai saat ini aku sadar benar, bagaimnakah perangai para pengendara motor, yang mana keselamatan nyawanya saja tak dihiraukan, apalagi nyawa orang lain…:(
 
Perjalanan pulang kali inilah yang membukakan mataku betapa pentingnya naik angkot. Dalam perjalanan pulang ini, kebetulan supr angkotnya masih muda, lalu di tengah perjalanan naiklah seorang bapak bapak yang juga temannya sang sopir.  Percakapan antara sopir angkot dan temannya inilah yang membuatku miris dan tertawa.
Sang sopir bercerita kalau sekarang jadi sopir angkot itu susah, semua orang sudah memiliki motor, semaikin sedikitlah penumpang Padahal dia hanya bisa menyetir saja untuk mencari uang, Kadang uang yang di dapat hanya cukup beli bensin, sisapun kadang hanya sepuluh ribu, belum lagi rebutan penumpang dengan angkutan lainnya.
Sang bapak tua teman sang sopir juga bercerita, betapa susahnya sekarang, apalagi nanti april harga premium mau naik, dan solar pun demikian. Pak tua itu mengatakan,
“Coba saja pastilah hidup akan susah, premium aja naik, ntar barang barang naik, beras bisa jadi 15 ribu, wes makin tak terbeli nanti, sedangkan anak anak minta sekolah semua, bagaimana mau hidup.”
Pak sopir pun menyauti ” Lha iya pakdhe, susah sekali sekarang, penumpang makin dikit, jalanan makin penuh, motor dimana mana, sudah seperti itu premium mau naik, beli beras makin susah ya pakdhe”
Lalu diapun bercerita, bahwa tadi setengah sepuluh baru mengisi bensin 25 ribu, jam setengah empat sudah harus mengisi lagi 25 ribu, dan sekarang (jam 19.00) pun harus mengisi 25 ribu lagi. Sedangkan jumlah uang yang didapat kadang cukup kadang tidak.
Setelah itu pak sopir bercerita dengan sumringha ketika kemarin atas kedermawanan orang ,langganannya, dia membawa rombongan ibu ibu, dan hanya butuh waktu dua puluh menit, ternyata dikasih uang dua ratus ribu.  Lalu dia juga bercerita ketika harus membawa orang serombongan keluar daerah, dan hanya dibayar enam puluh ribu, samapai di akhir ternyata uang itu hanya cukup beli bensin saja…
Ada lagi percakapan yang lucu dari sopir dan pak tua yang akrab dipanggil pakdhe ini. sang pakdhe bercerita kalau kemarin waktu membawa angkot, dia disalahi oleh sebuah mobil, ada mobil dari tikungan kiri, yang harusnya menunggu pak angkot , tapi malah nge gas, dan walhasil hampir saja terjadi kecelakaan, lalu berantemlah antara pakde dan pengendara mobil tersebut. Si pengendara mobil pun akhirnya mengeluarkan kata kata kasar, dan menyumpahi pakdhe dengan kata kata anjing.. Smapai disinilah kelucuan terjadi.. tiba tiba sopir angkot yang aku tumpangi ini nyeletuk ” lah iya bener pakdhe, salah dia, cuman heranya sekarang banyak anjing yang bisa ngomong”… wkwkwkwkwk
di tengah perjalanan pak sopir menawari seorang mbak mbak , setelah agak lama ditawari akhirnya sang mbaknya ini menggelengkan kepala. sambil terus jalan pak sopir ini bilang sama temannya ” lah itu pakdhe heran saya, lah kita kan manusia, nanya nya juga pake cara manusi dan tanyanya juga sama manusia, mengapa manusia manusia itu kadang tidak mau menjawab jika kita tanya, mau ikut naik atau tdak…padahal sama sama manusia”
Ha ha ha.. pak sopir, gaya menyindirnya asli kena, kadang kala kita cuek saja, padahal dah ditungguin tu angkot, mengapa susah sekali hanya melambaikan tangan atau menggelengkan kepala tanda tidak..
Saran saya naiklah angkot, kalau masih bisa naik angkot, kalau bukan kita kita , sarimana lagi para sopir ini dapat penghasilan, padahal anaknya harus sekolah, supaya pitar dan bisa dapat pekerjaan layak…jika tidak maka sang anak pun akan bernasib sama seperti ayahnya. Selain itu naik angkot juga dapat mengrangi kemacetan….

*salam angkot….*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar