Minggu, 04 Maret 2012

Bolak balik atur Dompet

Malam minggu kemarin, temanku sebut saja lilis, mengirimkan sms nya, untuk memastikan jadwal pertemuan kami, kebetulan  lilis sebulan sebelumnya telah memesan ingin dibelikan jilbab, karena mau memakai jilbab setelah nanti ke jakarta, ,,amin, semoga allah memudahkan semuanya. Akhirnya kami sepakat untuk bertemu hari minggunya, karena hari sabtu dia gunakan untuk keluarganya.

Tepat jam 11.00 WIB, lilis beserta kakaknya mbk lilin, datang ke kosku, tentu saja, kedatangannya membuatku berkorban untuk menunda jadwal mencuciku di hari minggu, ya sudahlah besok pagi sebelum berangkat ke kantor.  Setelah berdiskusi mau kemana, aku bilang aku ikut saja. Akhirnya kami pergi ke toko satria, pusat pembuatan aksesoris di semarang. Di sini kita bisa banyak mendapatkan ketrampilan, seperti menyusun payet baju, membuat pernak pernik, sampai dengan merajut dan menyulam. Tetapi hari ini kami kesana karena lilis mau mencari parfum. Kebetulan temanku ini 6 bulan lalu di terima menjadi MT di salah satu perusahaan penerbangan nasional. Jadi memang sekarang harus mengubah penampilan....ha ha ha..mungkin karena banyak bergaul lama denganku, jadi akhirnya dia ikut ikutan bergaya ala kadarnya, jauh sekali dari tuntutan perusahaan yang sekarang dia mengabdi di dalamnya. Nah mulai dari sinilah, obrolan kami berkembang mengenai atur atur dompet.


Atur atur dompet
Lilis bercerita kalau sebelumnya, dia ditawari sama teman MT lainnya, untuk membeli parfum di jakarta, Temanya mengatakan " Beli ini aja mbak, asli lho,,kan yang penting asli..enak lagi baunya, harganya cuma 700.000". Dan jawaban lilis cukup membuatku tersenyum " Oh gitu ya, tapi aku memang hatiku belum samapai untuk membeli parfum sebesar 700.000". Lalu lilis menambahkan kalau teman temannya di angkatan MT  itu memnag terbiasa dengan membeli itu, bahkan temannya yang menyarankan tadi sewaktu masih kuliah S1 terbiasa membeli parfum seharga 1.200.000. Maka pertanyaanku satu? bapak ibunya bukan PNS kan? wkwkw.. mungkin karena banyaknya berita rekening gendut PNS kali sekarang ya, jadi pikirku jadi suudzon terus. dan jawab lilis membuatku lega, "Bukan shoi, bapaknya kontraktor"...."Oh ya alhamdulillah kalau begitu". Cuma nggak mikir aja, kalau pns, gimna ndak pada korupsi bapaknya, kalau untuk parfum aja belinya mpe jutaan. Belum kebutuhan pokok lainnya....Hadeuh, bagaimana korupsi tidak menjamur di negeri ini, karena anak dan istri tidak bisa menjaga kesholehah bapak dan suami nya....

Maka ingatan kami langsung melayang ke teman kuliah kami dulu waktu di program pasca. Kami memiliki teman, sebut saja namanya prima, anaknya cantik bukan main, tetapi ramah dan baik sekali. kebetulan juga dia adalah karyawan sebuah perbankan BUMN, jadi ya maklum kalau pola hidupnya juga tertunjang. Hampir semua barangnya adalah barang barang merk, yang harganya dari ratusan ribu sampai dengan jutaan, dari sepatu, baju, tas, jam tangan, pakaian dalam, kosmetik, sampai juga ke parfum. Kadang dulu kalau kami jenuh dengan kuliah maka dia akan mengajak kami jalan jalan, walau dia ngerti bener aku paling ndak suka jalan ke mall, kalau ndak lagi butuh banget. Kadang aku dan lilis suka geleng geleng kalau liat dia belanja, apalagi waktu kemarin nemenin belanja buat serah serahannya dia.....mengerikan... he he he. Aku sendiri memang tidak terlalu suka jalan jalan ke mall, paling kalau lagi mau survey harga barang baru ke mall. Makanya kadang lilis sama prima suka ngumpet ngumpet dibelakangku kalau mereka jalan ke mall... ha ha.. katanya kalau jalan denganku, mereka akan berkata.. "wah ntar tiap mau beli barang mahal suruh dibedaiin antara keinginan dan kebutuhan".

Wah mereka aja yang ndak ngerti kalau sebenarnya barang lokal itu sama dengan barang branded, orang barang branded seperti lea, lewis, buatnya di indonesia, malah ndak jauh jauh di semarang, lha pabrik jinsnya di ungaran, kalau gitu ngapain harus beli branded... belum lagi sepatunya, lha kakakku kerja di pabrik di bandung , yang sering dapat pesanan sepatu adidas dan bermerk lainnya, ntar kalau jadi dikirim ke amerika untuk di kasih label.. lalu dijuala lagi ke indonesia dengan harga berlipat lipat.... dan aku masih tidak tahu, mengapa branded bisa mengangat gengsi orang.... aduhhhhhhh. Lagian capek kerja seharian selama sebulan, masak hasilnya cuma buat beli barang yang habis itu ditumpuk karena saking banyaknya, dan kadang uang gajian hanya habis buat bayar kartu kredit.... whattttssssss....Kalau saya sendiri masih berpikir sama seperti lilis, tidak tega saja, yang lainnya saja buat makan susah, kita mudah sekali mengeluarkan uang yang memang masih bisa ditolerir untuk diganti lainnya. Kecuali memang kita punya penyakit kalau tidak pakai bahan jenis itu, maka akan gatal gatal, Lha baru disini melihatnya kebutuhan, bukan keinginan.

Kembali ke jalan jalan kami, akhirnya setelah beli parfum, lilis mengajak aku ke mall paragon, katanya dia mau beli buku. Waktu itu aku dah niat ndak bawa uang.. wkwk.. dulu sewaktu dia resign dan aku kerja, maka kami ibarat kembaran, yang kalau makan berdua.. wkwk... dan dompetkulah yang terbuka, ya ndak papa, itung itung bagi rejeki dengan saudara seiman dan sebangsa dan setanah air . Nah sekarang saatnya katanya dia mau memanjakanku dengan membeli buku dan makan makan......aseeekk, Sampai di paragon, lilis menuju atm mandiri, ketika setelah menarik dia mengatakn, wuahhh saldoku tinggal dua ratus, berarti, sisa uang hura huraku tinggal 200 ribu. "Uang hura hura?" tanyaku padanya? "Iya mbak uang seneng seneng, kan aku pisah dengan uang kebutuhan lainnya, biar ndak nyampur, jadi aku biar bisa kontrol diri katanya". Hemmm bagus juga... kemarin waktu pameran buku gramed, aku juga melakukan kesalahan, karena lupa belum misahin uang, akhirnya sepertiga uang kebutuhan selama sebulan kepake buat beli buku, wkwkw.. dan akhirnya justru malah menjadi sehat karena kjadi rajin puasa.. wkwkw... :).

Di sinilah ahirnya aku dapat menyimpulkan, bahwa atur atur dompet itu sangat diperlukan. Dompet disini bukan dimaksud tempat yang ada reslitingnya untuk menaruh uang, tetapi adalah semacam locus lokus untuk memisahkan uang sesuai keperuntukannya. Dan tentu saja keperuntukan masing masing orang berbeda. Misal orang yang punya kednaraan akan berbeda dengan yang belum punya, atau yang sudah punya rumah tentu juga akan berbeda dengan yang masih cicil rumah atau kos, atau yang berumah tangga tentu berbeda dengan yang belum berumah tangga. dan bagaimnakah peruntukan masing masing, insya allah semua pasti mengerti. Misal saya masih singgle, maka saya akan memisahkan  kebutuhan untuk makan, transportasi, kebersihan (sabun dlll), bayar kos, buku, dan tabungan persiapan pernikahan, dan infak sedekah. Atau misal ketika sy sudah berkeluarga, maka akan ada tambahan tabungan pendidikan anak, alokasi bayar cicilan rumah, alokasi liburan keluarga (walaupun mungkin ntar liburannya cuama kepantai setahun sekali ). 

Sehingga pembentukan locus (kelompok) kebutuhan ini akan membantu kita mengelola dan mengatur penggunaan uang yang kita miliki. tentunya hal ini dilakukan agar kita tidak besar pasak daripada tiang, jangan mentang mentang banyak kartu kredit berseliweran, maka mudah bagi kita untuk tarik tunai, begitu giliran bayar... waduhhhhhhh... Pembentukan locus kebutuhan ini juga akan membuat kita bisa mengerem nafsu atas keinginan keinginan kita yang berlebihan. Makanya selalu dikatakan butuhnya apa? bukan inginnya apa? 

Atur atur dompet ini bisa dilakukan seperti lilis teman saya tadi dengan memisahkan nya dengan menjadi beberapa atm, atau bisa pula dengan sistem amplop. Kalau saya sendiri saya lebih suka mengaturnya dalam bentuk laci uang, yang mana setiap laci sudah ada pruntukannya. Khusus untuk tabungan, maka yang paling aman adalah menggunakan jasa bank tanpa meminta atm......maka kita ntar akan ada kesulitan menariknya, jadi kita tidak akan meudahkan diri, untu kepentingan yang tidak perlu sekali menggunakan tabungan tersbut.

Nah lalu bagaimana dengan dirimu? sudahkah atur atur dompetmu dengan baik? hingga akhirnya tidak akan ada defisit di setiap bulannya.....:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar